Seminar Nasional Sejarah dan MUNAS PPSI: Membaca Arah Baru Indonesia Pasca 25 Tahun Reformasi

Makassar, 26 Agustus 2023 — Perkumpulan Program Studi Sejarah se-Indonesia (PPSI) sukses menyelenggarakan Seminar Nasional Sejarah yang dirangkaikan dengan Musyawarah Nasional (MUNAS) di Makassar, pada 25–26 Agustus 2023. Kegiatan ini mengusung tema besar “25 Tahun Reformasi: Membaca Arah Baru Indonesia” dan dihadiri oleh ratusan akademisi, dosen, peneliti, serta mahasiswa sejarah dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Kegiatan ini bertujuan untuk merefleksikan perjalanan dua setengah dekade reformasi di Indonesia, sekaligus meninjau arah perkembangan bangsa dari perspektif sejarah, politik, sosial, dan kebudayaan.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PPSI, menyampaikan bahwa seminar ini menjadi wadah penting bagi para akademisi sejarah untuk berkontribusi dalam memahami dinamika perubahan bangsa dan menegaskan peran ilmu sejarah dalam membaca realitas kontemporer.
“Reformasi bukan hanya momentum politik, tetapi juga peristiwa sejarah yang terus hidup dan perlu dikaji secara mendalam agar generasi muda memahami arah perubahan bangsa,” ujar ketua PPSI.
Seminar Nasional ini menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka, di antaranya akademisi dari UIN Alauddin Makassar, Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Yogyakarta, serta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Para pembicara membahas beragam topik seperti transformasi demokrasi, dinamika gerakan sosial, rekonstruksi kebijakan publik, hingga peran generasi muda dalam menjaga nilai-nilai reformasi.
Selain seminar, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Musyawarah Nasional PPSI, yang menjadi forum strategis bagi seluruh program studi sejarah di Indonesia untuk memperkuat kerja sama akademik dan kelembagaan. Dalam MUNAS tersebut dibahas berbagai agenda penting, termasuk penyusunan arah kebijakan organisasi, pembaruan struktur kepengurusan, serta program kerja PPSI periode berikutnya.
Tuan rumah kegiatan, UIN Alauddin Makassar, menyampaikan apresiasi atas kehadiran seluruh peserta dan menekankan pentingnya kolaborasi antarlembaga sejarah di Indonesia.
“Dengan sinergi antarprodi sejarah, kita dapat memperkuat peran akademisi dalam mengkaji, menulis, dan mengarsipkan sejarah bangsa secara lebih kritis dan berperspektif Indonesia,” tuturnya.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan pembacaan rekomendasi hasil seminar dan MUNAS, yang menegaskan komitmen PPSI untuk terus mendorong pengembangan keilmuan sejarah yang adaptif terhadap perkembangan zaman serta berorientasi pada penguatan karakter dan identitas nasional.
Melalui forum nasional ini, PPSI berharap dapat menjadi motor penggerak dalam membangun ekosistem keilmuan sejarah yang dinamis, kolaboratif, dan berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa Indonesia di era pascareformasi.

 

Leave a Reply