Praktik Pengayaan Lapangan (PPL) 2021 Berlangsung di Situs Banten LamaMahasiswa Perdalam Pemahaman Sejarah dan Pelestarian Cagar Budaya

Banten, 24 September 2021 — Kegiatan Praktik Pengayaan Lapangan (PPL) Tahun 2021 resmi dilaksanakan di kawasan Situs Banten Lama sejak 24 September hingga 24 Oktober 2021. Program ini diikuti oleh para mahasiswa yang tengah mendalami studi sejarah, arkeologi, dan kebudayaan, dengan tujuan utama meningkatkan keterampilan penelitian lapangan sekaligus memperkaya pemahaman mengenai warisan budaya Nusantara.
Situs Banten Lama dipilih sebagai lokasi PPL karena kawasan ini memiliki nilai historis tinggi sebagai pusat Kesultanan Banten pada abad ke-16 hingga ke-19. Kompleks ini mencakup berbagai peninggalan penting, seperti Masjid Agung Banten, Keraton Surosowan, Benteng Speelwijk, serta area permukiman kuno yang menyimpan banyak jejak peradaban masa lampau.
Kegiatan PPL selama satu bulan tersebut meliputi beberapa agenda utama, antara lain:

  1. Survei dan Observasi Lapangan
    Para peserta melakukan pengamatan langsung terhadap struktur, kondisi, serta karakteristik situs-situs bersejarah yang berada di kawasan Banten Lama. Mereka mempelajari pola tata kota lama, struktur bangunan, serta perubahan yang terjadi akibat faktor alam maupun aktivitas manusia.

  2. Pendokumentasian Artefak dan Struktur Bersejarah
    Mahasiswa dilatih melakukan pendokumentasian visual dan deskriptif terhadap artefak, temuan permukaan, dan sisa struktur bangunan. Teknik pencatatan lapangan diterapkan untuk memastikan setiap data memiliki akurasi dan dapat digunakan dalam penelitian lanjutan.

  3. Wawancara dan Pengumpulan Data Sejarah Lisan
    Peserta juga melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar, juru kunci, serta pengelola kawasan situs. Informasi sejarah lisan digunakan untuk melengkapi temuan lapangan sekaligus memahami dinamika sosial-budaya masyarakat Banten Lama.

  4. Workshop Analisis Data dan Penyusunan Laporan
    Di akhir kegiatan, mahasiswa mengikuti workshop yang difokuskan pada analisis data lapangan, interpretasi temuan, dan penyusunan laporan akhir yang sistematis. Pendamping lapangan menekankan pentingnya metodologi penelitian yang valid serta etika dalam penulisan sejarah.
    Para peserta menyambut baik penyelenggaraan PPL ini. Mereka menilai bahwa pengalaman langsung di lapangan memberikan gambaran nyata mengenai proses penelitian sejarah dan arkeologi. “Belajar langsung di situs bersejarah membuat kami lebih memahami bagaimana sejarah dibangun dari bukti-bukti yang ada,” ujar salah satu peserta.
    Penyelenggara berharap kegiatan PPL dapat dilanjutkan setiap tahun sebagai bagian dari upaya membentuk generasi muda yang peduli terhadap pelestarian cagar budaya. Selain meningkatkan kompetensi akademik, kegiatan ini juga diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran mengenai pentingnya menjaga dan merawat warisan sejarah bangsa.

Leave a Reply